Ulangan 26 : 1-11 (TB2); Mazmur 91: 1-2, 9-16 (TB2); Roma 10 : 8b-13 (TB2); Lukas 4 : 1-13 (TB2)
Pernahkah kita merasa tergoda untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan? Godaan bisa datang dalam berbagai bentuk: keinginan untuk berbohong demi kenyamanan, mengutamakan harta dunia, atau memilih jalan pintas dalam menghadapi tantangan hidup.
Hari ini, kita akan belajar dari Tuhan Yesus sendiri tentang bagaimana menghadapi aneka godaan. Dalam Lukas 4:1-13, Yesus menghadapi tiga godaan utama di padang gurun setelah berpuasa selama empat puluh hari. Mari kita lihat bagaimana Yesus mengatasinya dan apa yang bisa kita pelajari.
1. Menghadapi Godaan dengan Firman Tuhan
Yesus selalu menjawab godaan dengan Firman Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk memperkuat kehidupan rohani kita dengan membaca, merenungkan, dan menghidupi Firman setiap hari.
Iblis menawarkan semua kerajaan dunia jika Yesus mau menyembahnya. Yesus menolak dengan tegas, "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Luk. 4:8).
Ini mengingatkan kita untuk tidak mengutamakan ambisi duniawi di atas kesetiaan kita kepada Allah.
Pernyataan Tuhan Yesus mengajarkan pada kita untuk senantiasa berpegang pada Allah. Mengikut Dia bukan berarti semua urusan kehidupan menjadi mudah dan beres. Mengikut Dia berarti
berbakti dan taat. Bakti dan taat itulah yang memberikan peneguhan di tengah dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan.
2. Mengutamakan Kehendak Allah di Atas Kebutuhan Diri
Godaan sering kali menawarkan kenyamanan instan. Namun, seperti Yesus, kita dipanggil untuk tetap setia pada kehendak Allah, meski itu berarti menunda pemenuhan kebutuhan pribadi.
Iblis menggoda Yesus untuk menggunakan kuasa-Nya demi kepentingan diri sendiri. Namun, Yesus menjawab, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja." (Luk. 4:4). Yesus mengajarkan bahwa kebutuhan rohani lebih penting daripada kebutuhan jasmani. Setelah 40 hari berlalu Yesus memasuki masa ujian yang cukup berat dalam awal karyanya. Ujian itu berhubungan dengan kehidupan manusia yang esensial, kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, harga diri, sosial, dan aktualisasi diri.
Ujian pertama, Iblis mencoba memanfaatkan keadaan lapar yang dialami Yesus. Iblis menantang-Nya untuk mengubah batu menjadi roti. Mari bayangkan bila hal itu terjadi pada kita.
Apakah kita tahan terhadap godaan itu? Atau kita mencari alasan pembenaran agar bisa memenuhi kebutuhan? Terhadap tawaran Iblis tersebut, Yesus menolaknya. Ia menegaskan bahwa manusia
hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Apa makna perkataan itu? Tuhan Yesusmengajarkan bahwa kelaparan, kekurangan dan penderitaan tidak boleh menjadi alasan untuk melanggar Firman Allah.
3. Mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati.
Godaan tidak akan pernah berhenti. Namun, dengan kekuatan Roh Kudus dan ketekunan dalam doa, kita dapat bertahan dan menang, sama seperti Yesus. Yesus menegaskan bahwa hanya kepada Tuhan.
Allahnya, manusia harus menyembah dan berbakti. Dalam baktinya kepada Allah, manusia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Allah. Allah berhak untuk menolak permintaan manusia. Iblis menggoda manusia dengan menyatakan bahwa semua yang diinginkan manusia akan dipenuhi Allah. Godaan macam itu harus diwaspadai. Kedekatan umat dengan Allah bukan
berarti membuat manusia bisa mengatur Allah! (Pdt. YHM)
Ia Datang Karena CInta | Yesaya 40:1-11; Mazmur 85:2-3,9-14; 2 Petrus 3:8-15; Markus 1:1-8
10 Desember 2023
Memurnikan Hati Menyambut Pengharapan | Yesaya 61:1-4, 8-11; Mazmur 126; 1 Tesalonika 5:16-24; Yohanes 1:6-8, 19-28
17 Desember 2023
Menanti dalam Ketaatan | 2 Samuel 7:1-11, 16; Lukas 1:46-55; Roma 16:25-27; Lukas 1:26-38
24 Desember 2023