Blog

BAPTISAN YESUS SEBAGAI SOLIDARITAS ALLAH

Minggu, 12 Januari 2025 | Kategori : Kebaktian Minggu

Dibaca : 223

image blog

Teodice dan Solidaritas..

Teodice adalah pertanyaan tentang jika Tuhan Maha Kasih, mengapa masih ada derita? Tidak sedikit orang yang mempertanyakan keberadaan Tuhan dalam derita atau musibah yang mereka alami. Di dalam ruang ICU yang dingin dan menegangkan, seorang anak bertanya tentang “Di mana Tuhan? Mengapa suamiku engkau panggil?”. Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi pertanyaan Teodice. Memahami keberadaan Allah di tengah penderitaan. Seroang Filsuf mengatakan “Si Deus est, unde malum?”. Artinya: Jika ada Tuhan, mengapa ada kejahatan dan penderitaan?

Apakah memang Allah tidak peduli di tengah penderitaan? Apakah Allah membiarkan kita hidup dalam derita sendirian? Bukankah Alkitab jsutru menyaksikan bagaimana Allah yang bertindak solider. Bacaan leksionari menunjukkan Allah yang solider di tengah dosa dan derita dunia.

Injil Lukas 3:15-17; 21-22 berkisah tentang Yesus yang dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Baptisan awalnya adalah untuk orang non Yahudi, sebagia syarat mereka jika ingin masuk dalam agama Yahudi. Orang non yahudi dianggap berdosa dan kotor sehingga harus menjalani baptisan. Sedangkan orang yahudi sendiri menganggap diri mereka bersih/ saleh.

Kehadiran Yohanes Pembaptis menjadi gugatan bagi orang-orang Yahudi sendiri. Mengapa? Orang Yahudi juga tidak bersih, mereka juga berdosa. Mereka tidak mencerminkan jati diri sebagai umat Allah lagi. Maka dalam gugatan itu Yohanes Pembaptis menyampaikan seruan pertobatan dan pembaptisan. Pertobatan dan baptisan sebagai gerakan untuk kembali kepada jalan Allah.

Muncullah Yesus dan dibaptis. Mengapa Yesus dibaptis? Bukankah Yesus tidak berdosa?

Ada beberapa alasan:

  1. Yesus menyerahkan diri untuk masuk dalam komunitas manusia berdosa.
  2. Yesus mengidentifikasi dirinya bahwa Ia hadir dan merelakan diri untuk menanggung dosa manusia dengan jalan pengorbanan.
  3. Yesus menyamakan diri dalam gerakan kembali menuju Allah.

Alasan-alasan ini sedang menunjukkan bahwa Allah solider dengan penderitaan dan dosa manusia. Allah menunjukkan solidaritasnya supaya manusia beroleh keselamatan.

Kitab Yesaya 43:1-7 mengaskan bahwa Allah adalah juru selamat dan penebus Israel. Meskipun Bangsa Israel sering menutup mata dan telinga pada kehendak Allah, namun Allah tetap mengasihi umat. Allah mengatakan “Jangan takut, sebab Aku telah menebus engkau…” Allah bersedia memulihkan bangsa Israel meskipun mereka sering menolak Allah. Karya penebusan dari Allah ini digenapi dalam Kristus di kayu Salib.

Kisah Para Rasul berkisah tentang bagaimana orang Samaria menerima kepedulian dan pelayanan dari Petrus dan Yohanes. Permusuhan antara orang Yahudi dan Samaria yang berlangsung ratusan tahun diubah menjadi kesatuan kasih dan perhatian. Tujuannya: orang Samaria juga adalah umat Allah. Semuanya disatukan dalam Yesus Kristus. Segala permusuhan, konflik dan pemisahan diubah menjadi kesatuan.

Dari bacaan Firman Tuhan ini, mengingatkan kita untuk selalu mengimani Allah yang solider dalam gelap dan derita manusia. Kita diajak untuk percaya bahwa selalu ada kasih Allah dalam perjalanan hidup kita bahkan di saat-saat yang gelap sekalipun. Selain itu, kita dipanggil untuk meneladani solidaritas Kristus: menjadi sahabat bagi mereka yang menderita, terpinggirkan dan terasing. Dengan demikian kita juga sedang menghidupi baptisan kita.

Amin. (Pdt. EBS)


Blog Terkait