Blog

Menanti dalam Ketaatan

Minggu, 24 Desember 2023 | Kategori : Kebaktian Minggu

Dibaca : 195

image blog

(2 Samuel 7:1-11, 16; Lukas 1:46-55; Roma 16:25-27; Lukas 1:26-38)

Menanti atau menunggu sebuah hal yang sangat membosankan. Oleh karena ketika menemui antrian yang cukup panjang, ada beberapa sikap yang dilakukan. Sebagian orang akan pergi dan tidak mau menunggu, Sebagian lagi akan menyuruh orang lain menggantikan untuk mengantri sedangkan dirinya akan pergi jalan-jalan , Sebagian lagi menunggu dengan sabar sampai tiba waktunya. Padahal contoh menunggu atau menanti di atas adalah kegiatan menunggu yang tidak terlalu lama, hanya dalam hitungan jam. Lalu bagaimana dengan menanti kedatangan Tuhan Yesus yang tidak jelas kapan akan datang. Tentu sikap yang ditunjukkan oleh umat manusia akan sangat beragam, kemungkinan Sebagian besar akan tidak bersedia menanti dan meninggalkan.

Demikian pula bangsa Israel di dalam menantikan kedatangan Mesias yang akan menyelamatkan umat manusia. Penantian ini sudah sangat lama dan dirindukan oleh bangsa Israel. Ketika Malaikat Gabriel menjumpai Maria untuk memberitakan kabar bahwa Maria beroleh kasih karunia untuk melahirkan Mesias, Sang Penyelamat umat manusia yaitu Tuhan Yesus. Maka keraguan menyelimuti hati Maria, apakah benar dirinya yang dipilih dan di sisi lain Maria belum mempunyai suami. Tetapi ketika Maria mendengar penjelasan dari Malaikat Gabriel, Maria berkata di dalam Lukas 1 : 38 "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."

Maria tidak tahu akan apa yang akan terjadi besok, tetapi Maria dengan penuh keberanian menerima tugas untuk melahirkan bayi Yesus. Pada yang akan dihadapi Maria adalah Yusuf tunangannya dan masyarakat di mana Maria tinggal. Tetapi Maria tetap percaya bahwa Tuhan yang mengutusnya akan memberi jalan keluar. Oleh karena itu Maria menerima tugas tersebut dan menjalani kehidupannya di dalam menanti kelahiran bayi Yesus dengan tetap memuji dan memuliakan nama Tuhan.

Bukankah kita sebagai umat Tuhan, seharusnya juga bersikap seperti Maria, yang bersedia menerima tugas dari Tuhan dan tetap menyandarkan diri kepada kuasaNya. Dengan demikian umat Tuhan akan dapat menjalani tugasnya dengan penuh sukacita, sebab percaya Tuhan menolong dan menyertai.


Blog Terkait