Blog

HIDUP BERDASAR IMAN

Minggu, 25 Februari 2024 | Kategori : Kebaktian Minggu

Dibaca : 238

image blog

Kejadian 17:1-7,15-16, Mazmur 22:24-32, Roma 4:13-25, Markus 8:31-38 (TB2)

Setiap orang selalu mengupayakan agar keinginannya terwujud di tengah dunia ini. Padahal kita tahu bahwa tidak semua kehidupan yang kita jalani sesuai dengan harapan dan keinginan diri kita. Hal inilah yang sepatutnya disadari oleh semua orang. Dalam hal ini ada 3 sudut pandang manusia seputar mewujudkan keinginannya. Pertama, Tetap percaya, berjuang dengan gigih untuk meraihnya, dengan berkata dalam hatinya, “Saya pasti bisa”. Kedua, Ada yang berserah, sebab tahu bahwa dalam hidup ini ada Tuhan yang mengaturnya. Ketiga, Ada yang langsung menerima saja, alias percaya kepada takdir. Tidak ada usaha dan upaya untuk mewujud-kan itu. Nah dari ketiganya kita penganut pandangan yang mana?

Ketika Petrus baru saja mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, dirinya menjadi terkejut Yesus berbicara tentang penderitaan yang akan menimpa diri-Nya. “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, ditolak… lalu dibunuh dan bangkit sesudah hari ketiga..” (Ay 31). Dirinya tidak percaya bahwa Sang Guru mengatakan hal demikian, sebab baginya seorang Mesias adalah penyelamat atau Jagoan yang pastinya menang melawan apapun. Petrus menghardik Yesus dan dengan sigap dirinya siap sedia untuk membela-Nya. Apakah ini adalah iman bagi Petrus? Ataukah keinginannya? Yesus memarahi Petrus dengan jalan pikirannya, sebab itulah jalan pikiran si Jahat yang hendak menghalangi keselamatan dunia. Yesus hadir untuk mewujudkan Keselamatan dunia, bukan untuk memikirkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu Setiap orang yang mengikut Tuhan harus siap melakukan 3 hal ini. Pertama, Sangkal diri – sangkal kepentingan dan sangkal keinginan,  Kedua, Pikul Salib – siap sedia Pikul tanggung jawab yang lebih besar. Sedia berkorban dan menderita bagi Tuhan dan sesama dan Ketiga, Mengikut Yesus – ikut rencana Allah, bukan keinginan dan kemauannya sendiri.

Hidup berdasarkan iman kepada Kristus, adalah hidup yang sedia dipimpin oleh Tuhan, bukan suka-sukanya sendiri. Mari satukan mimpi, tujuan dan pengharapan kita bersama dengan Tuhan agar iman kita menjadi nyata atas Dia. Amin.           


Blog Terkait