1 Raja-raja 19:4-8; Mazmur 34:1-8; Efesus 4:25-5:2;Yohanes 6:35, 41-51 (TB2)
Antara harapan dan kenyataan seringkali tidak nyambung. Harapan kita A tapi kenyataannya B. Tidak-nyambung-an itu sering membawa kita pada kekecewaan.
Dalam kehidupan iman, seringkali hal itu juga terjadi. Dalam pengalaman Yesus, sebagaimana yang dicatat dalam Injil Yohanes, disebutkan begitu banyak berbondong-bondong mencari Yesus. Mengapa? Karena mereka ingin kembali menikmati mukjizat. Itulah sebabnya Yesus memberikan kritik, “Kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang” (Yoh. 6:26).
Harapan mereka menjadi kenyang, karena hidup yang mereka jalani penuh dengan rasa lapar. Namun tampaknya harapan itu jauh dari kenyataan. Ternyata Yesus tidak lagi menciptakan mukjizat yang memberikan mereka rasa kenyang. Justru karena itulah mereka kecewa. Kekecewaan makin bertambah ketika ketika mereka tahu latar belakang Yesus.
Karena mereka mencari mukjizat maka harapan mereka tidak menjadi kenyataan. Mereka berpikir anugerah terbesar adalah mukjizat. Mukjizat yang dimaksud adalah terjadinya perubahan, seperti yang terjadi sebelumnya. Dari yang sakit menjadi sembuh. Dari yang tiada makanan hingga sisa dua belas keranjang. Mereka lupa anugerah terbesar adalah kehadiran Yesus, Sang Roti Hidup.
Beriman kepada Allah tidaklah kemudian membuat mukjizat, dalam arti membuat segala sesuatu menjadi mudah, bahkan tanpa derita. Dalam kehidupan ini kadang orang percaya justru hidup dalam berbagai kesulitan. Contohnya adalah nabi Elia. Elia diceritakan baru saja mengalahkan nabi-nabi Baal. Betapa kuat imannya pada Allah. Namun, ketika ancaman datang, ia mengalami tekanan hebat yang membawanya pada keputusasaan.
Yesus, Sang Roti Hidup, menjanjikan bahwa percaya kepada-Nya memberikan kepuasan sehingga kita mampu bersyukur dalam segala keadaan. Inilah sejatinya mukjizat itu. Ia mengubah cara hidup dan cara berpikir seseorang. Seperti anak kecil yang memberikan bekalnya berupa lima roti dan dua ikan. Ia mengalami perubahan arah hidup. Itulah mukjizat, yang memampukan seseorang percaya kepada Allah. (Pdt. A.S.P)
Ia Datang Karena CInta | Yesaya 40:1-11; Mazmur 85:2-3,9-14; 2 Petrus 3:8-15; Markus 1:1-8
10 Desember 2023
Memurnikan Hati Menyambut Pengharapan | Yesaya 61:1-4, 8-11; Mazmur 126; 1 Tesalonika 5:16-24; Yohanes 1:6-8, 19-28
17 Desember 2023
Menanti dalam Ketaatan | 2 Samuel 7:1-11, 16; Lukas 1:46-55; Roma 16:25-27; Lukas 1:26-38
24 Desember 2023