Blog

GEREJA YANG MEMANUSIAKAN MANUSIA

Minggu, 24 Agustus 2025 | Kategori : Kebaktian Minggu

Dibaca : 151

image blog

Yesaya 58: 9b-14 (TB2); Mazmur 103: 1-8 (TB2); Ibrani 12: 18-29 (TB2) Lukas 13: 10-17 (TB2)

Merayakan Hari Ulang Tahun berarti kita merayakan sukacita dan rasa syukur karena anugerah Allah. Tetapi hal lain yang patut selalu kita ingat sebagai Gereja (manusia) dan gereja (institusi) adalah panggilan dalam perjalanan kehidupan sebagai orang beriman (Gereja) maupun sebagai institusi atau organisasi (gereja) adalah menghadirkan karya-karya Allah sebagai bentuk hadirnya Kerajaan Allah.

Kita boleh bangga sebagai GKI karena kita bisa berjalan bersama di tengah segala perbedaan yang ada. Memang tidak mudah berjalan bersama dengan yang berbeda tetapi ketika masing-masing mengedepankan tugas panggilan yang Tuhan percayakan maka kebersamaan akan melampaui segala perbedaan itu. Dan ini yang dibuktikan oleh GKI yang saat ini sudah berjalan bersama selama 37 tahun.

Dalam perayaan HUT ke-37 ini menjadi momentum yang baik untuk kita berefleksi tentang keberadaan kita sebagai GKI. Melihat kembali perjalanan yang sudah kita tempuh apakah telah terjadi keseimbangan antara kesalehan ritual dengan kesalehan sosial. Ritual keagamaan menjadi bagian penting tetapi tidak berhenti di sana, harus mewarnai dalam kehidupan sosial sehari-hari. Nilai-nilai keagamaan harus menjadi nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga nilai keagamaan terinternalisasi dalam hidup bersama orang lain dan alam semesta.

Kesalehan ritual tanpa dibarengi oleh  kesalehan sosial menjadikan kehidupan keagamaan tidak memiliki dampak apa-apa dalam kehidupan. Padahal Tuhan menempatkan di dunia dengan tugas atau misi tertentu yang harus dihadirkan di dunia. Seindah apapun kesalehan ritual tetapi jika tidak menjadi kesalehan sosial maka Tuhan tidak berkenan. Misalnya soal berpuasa, puasa tanpa dibarengi karakter yang baik maka puasa itu tidak berkenan oleh Tuhan. “Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! (Yesaya 58:6-7).

Kesalehan ritual yang tidak menjadi kesalehan sosial akan membuat kita tidak peduli bahkan kita menjadi marah kalua ada orang yang tidak sejalan dengan kita dalam menjalankan ritual keagamaan. Dan kita bisa melakukan pembiaran terhadap kesulitan dan penderitaan orang lain sekalipun sudah lama orang dalam krisis tersebut ada di sekitar kita. Seperti yang dialami oleh perempuan yang mengalami pembiaran selama 18 tahun.

Oleh karena itu mari kita berjuang bersama mewujudkan kesalehan ritual menjadi kesalehan sosial supaya lewat GKI ada banyak orang yang melihat dan merasakan tanda-tanda Kerajaan Allah. Maka GKI akan menjadi Gereja dan gereja yang mampu menghibur yang berduka, menguatkan yang rapuh, menyapa yang kesepian, menopang yang jatuh, memberi harapan yang putus asa. Biarlah banyak orang akan mengatakan, “ Di GKI aku diterima, dicintai, ditemani, dikuatkan, dan ditopang”.

Selamat ulang tahun GKI. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (Pdt.Gidyon)


Blog Terkait