Blog

KEMULIAAN DALAM KERENDAHAN

Minggu, 31 Agustus 2025 | Kategori : Kebaktian Minggu

Dibaca : 145

image blog

Amsal 25:6-7 (Bahasa Ambon); Mazmur 112 (TB2); Ibrani 13:1-8, 15-16 (TB2); Lukas 14:1, 7-14 (TB2)

Dalam perikop  Lukas  14:1,7-14 ini, Yesus mengajarkan pentingnya  memiliki hikmat (yang membuahkan kerendahan hati) untuk bertindak dan memutuskan sesuatu, khususnya untuk memilih tempat kehormatan yang lebih rendah saat diundang ke pesta. Ia tidak ingin seseorang yang datang kemudian dipermalukan dengan diminta pindah ke tempat yang lebih rendah karena ia menempati tempat teratas. (minimal tahu diri lah). Kalau masalah memilih tempat duduk, barangkali contoh yang sering terjadi adalah ketika umat memilih tempat duduk di gereja saat mau beribadah.. tak sedikit yang memilih untuk duduk di belakang atau tengah dan jarang yang mau langsung duduk di depan atau paling depan, kecuali terpaksa, benarkah?  apakah itu namanya rendah hati?

Kerendahan hati di sini adalah tindakan memilih posisi yang lebih rendah agar tidak terjerumus dalam kesombongan dan kemudian dipermalukan, menunjukkan bahwa kehormatan atau keunggulan sejati adalah yang datang dari kerendahan hati.

Jadi syarat untuk menghormati adalah memiliki kerendahan hati. Kerendahan hati membuat seseorang mau menundukkan dirinya di hadapan Tuhan, mau memberi diri untuk berkorban pada Tuhan melalui sikap menghormati orang lain.  

Secara keseluruhan, ayat-ayat ini mengajarkan bahwa kerendahan hati bukanlah kelemahan, melainkan sebuah kebajikan, keunggulan,  kualitas yang mulia atau terhormat dari karakter seseorang yang mendatangkan kemuliaan, kebahagiaan, dan perkenanan Tuhan, serta menjauhkan kita dari kesombongan. 

Filipi 2:29 mengingatkan kita: menghormati orang lain adalah bagian dari iman yang hidup. Kita menghormati bukan karena orang itu sempurna, tetapi karena kita melihat Kristus yang bekerja melalui dirinya. Jadi menghormati itu adalah salah satu wujud dari pekerjaan Tuhan melalui umatNya

Orang yang rendah hati pasti mau menghormati orang lain bukan supaya dia dihormati melainkan karena firman Tuhan dalam Yesaya 43 (Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu"). Manusia begitu berharga dan mulia, dikasihi Tuhan, ini menunjukkan betapa Allah sangat menghargai manusia, mulia.  Maka kita diajak untuk melakukan firman itu dengan syarat rendah hati sebagai tanda kita mengasihi dan mengormati Allah.

Firman ini mengingatkan kita: menghormati orang lain adalah bagian dari iman yang hidup. Kita menghormati bukan karena orang itu sempurna, tetapi karena kita melihat Kristus yang bekerja melalui dirinya.

Jangan menunggu dihormati dulu baru menghormati. (Pdt.Em.J.S)


Blog Terkait